Sejarah Singkat Yamifda

Yayasan Miftahul Huda Al-Maskun
Bojong Bungbulang Garut Jawa Barat Indonesia

Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi tidak merupakan perusahaan karena tidak mencari keuntungan. Badan usaha ini didirikan untuk sosial dan berbadan hukum. Sedangkan Fungsi Yayasan adalah sebagai Wadah yang bersifat non profit untuk membantu kesejahteraan hidup masyarakat, lembaga yang memberikan upaya perlindungan, bantuan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Sementara peran Yayasan merupakan sebagai yang Membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan, membantu masyarakat di bidang sosial, keagaman dan kemanusiaan.

Yayasan Miftahul Huda Al-Maskun disingkat Yamifda kurang dan lebihnya memiliki arti, fungsi dan peran sebagaimana di atas, dan tentunya berupaya untuk itu, kendati pergerakan zaman menjadi tantangan tersendiri untuk bisa konsisten dalam eksistensi sebagaimana Yayasan.
                      
Photo Pendiri Pesantren Miftahul Huda II 78
Bojong Bungbulang Garut Jawa Barat
 
Sekitar Tahun 1978 K. Uung Maskun Shofwan/Alfaqih (alm.) dan Ibu Yoyoh Rohanan (Istri) memulainya dengan mendirikan kelompok belajar diniyah di Kp. Gadog Desa Mekarbakti Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat, seiring waktu kelompok belajar tersebut menjadi pesantren salafy dengan nama pesantrennya Miftahul Huda II 78, nama tersebut diterimanya secara langsung oleh Beliau dari Gurunya KH. Khoer Affandy (Uwa Ajengan) (Alm.) pada saat pemukimannya. Dari kerja serta loyalitasnya Beliau bisa dikatakan sukses sebagai pendiri lembaga pendidikan pesantren pada masanya setingkat pesantren daerah,  yang dibuktikan dengan cukup banyaknya pelajar/santri pada saat itu dari berbagai daerah.

Sekitar Pada Bulan April Tahun 1986 Beliau pindah/hijrah ke Kampung Cilame Desa Bojong Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut Jawa Barat, dan melanjutkannya sebagai pengelola lembaga pendidikan pada saat itu di daerah barunya. Suasana, social, budaya serta politik di daerah baru tentunya menjadi perjuangan yang harus dimulai dari nol lagi, dan alhamdulilah di daerah ini beliau mampu menjadikan lembaga pendidikan pesantren lagi yang lebih maju dibandingkan pada saat di desa sebelum hijrahnya. Keberadaanya di daerah ini Beliau dimulai dari seorang Tokoh H. Albas (Alm.) dan keluarganya sebagai muhsinin yang telah menjadi pendukung utama dan sekaligus mewakafkan sebagian hartanya untuk mendirikan pesantren, maka dibangunlah 1 (satu) buah masjid kecil, lalu dibangun lagi 2 pondok santri  putra dan putri.

Namun pada tahun 1993 Beliau mendapat musibah yang mengakibatkan lumpuh. Penyakit yang cukup mengkhawatirkan ini Beliau arungi dengan shobar selama kurang lebih 13 tahun. Keshobaran Beliau begitu besar dalam perjuangannya mencetak serta membina ummat untuk menjadi warga yang beriman kepada Alloh Swt. Tanpa putus asa dan keluh kesah Beliau trus dan trus mengabdi, mengelola pendidikan pesantren walaupun dalam kondisi sakit sampai akhir hayatnya.

Pada Tahun 2005 Beliau dipanggil oleh yang Maha Kuasa untuk menghadap kepada-Nya, Beliau yang berupaya, berusaha, berjuang sebagai pendiri pendidikan agama islam memiliki jasa yang tidak bisa dilupakan terutama bagi putra-putri serta para santrinya. Dunia kehilangan 1 (satu) sosok pembela agamanya pada saat itu. Namun apa dikata Takdir telah menjemputnya. Anak, keluaraga, masyarakat pun berkumpul mengikuti acara pemakamannya. Semoga Iman, Islam serta ketaqwaannya Alloh Swt terima untuk keselamatan akhiratnya (K.Uung Maskun Shofwan). Amiiin …., Namun Beliau tetap adalah manusia biasa yang sudah tentu pernah melakukan hal dosa, semoga Alloh Swt mengampuninya …… Amiin… Yaa Robbal’Aalamiin…

Photo Anak Cucu dan Menantu K. Uung Maskun Shofwan
 
K. Uung Maskun Shofwan (Alm.) dan Ibu Yoyoh Rohanah (Istri) dianugrahi 3 orang anak ; Pertama : Dedi Ahmad Ramdani (Dipanggil ; Asep) menikah dengan Tuti Latifah, S.Pd.I, Kedua : Ai Lidia Al-ma’rufah ditikahi oleh Tarmana Abdul Fatah dan keTiga : Siti Robi’ah Fauziah yang ditikahi oleh KH. Ali Su’udi (Banten). Ketiga orang anak ini diharapkan menjadi penerusnya sebagaimana cita-citanya dimasa hidup. Maka sepeninggalnya Anaknya terpaksa dengan keadaan harus menjadi sosok pigur yang menggantikannya bahkan bukan sekedar itu, anaknya ini harus berupaya berusaha dan berjuang sebagaimana ayahnya dalam mengelolan pendidikan pesantren dan membawa ummat menuju ridlo Alloh swt. Namun ketiga orang anak ini memiliki cerita kehidupan masing-masing, dan yang meneruskan pesantrennya  adalah anak yang pertamanya sementara yang dua lagi  memiliki lembaga masing-masing dengan suaminya di daerah berbeda.

Dari tahun 2005 Ust. Dedi/ Asep menjadi pimpinan pesantren dibantu oleh Kakak iparnya Ust. Aid Samsudin, S.Sos.I, dan pada tahun 2010 dibentuklah Yayasan di hadapan Notaris Heri Hendriyana, SH.,MH., Kota Tasikmalaya dengan Ketua Yayasan Aid Samsudin, S.Sos.I. berdirilah Raudlatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Kejuruan Islam Terpadu (SMKIT).

Pada tahun 2015 terdapat perubahan pengurus Yayasan, yaitu dari tahun ini  Yayasan diketuai oleh Dedi Ahmad Ramdani sampai dengan sekarang.

Maka dengan ini Kami Pengelola Lembaga Sosial dan Pendidikan Agama Islam memohon dengan sangat untuk para pembaca memberikan dukungan dan do’anya.
Semoga Yayasan Miftahul Huda Al-Maskun mampu memberikan kontribusi positif untuk agama dan Negara baik  lokal maupun nasional.

Wassalaam.
Penulis

Baca selanjutnya Propile Yayasan Miftahul Huda Al-Maksun
Previous Post Next Post