KHUTBAH GERHANA MATAHARI


KHUTBAH GERHANA
السَّلِامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَسَخَّرَهُمَا بِأَمْرِهْ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهْ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةْ. أَمَّا بَعْدُ. فَياَ عِبَادَاللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: وَآيَةٌ لَّهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ. وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ. لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ.
[سورة يس، 36: 37-40[
Marilah bersama-sama kita panjatkan puji dan syukur kepada Alloh swt yang telah menciptakan langit dan bumi yang sangat takluk atas perintah-Nya, Alloh juga menciptakan alam semesta dalam keserasian dan keseimbangan. Mari kita perbarui kesaksian kita masing-masing bahwa tiada tuhan selain Alloh dan bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Alloh yang risalahnya membawa dan menjanjikan kebahagiaan bagi kita semua, dunia dan hari kemudian. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan kepada setiap orang yang mengikuti risalahnya sampai hari Qiyamah.
Saudara-saudara sekalian, Peristiwa yang sedang kita alami dan saksikan ini merupakan peristiwa alam yang jarang terjadi, bahkan tidak setiap orang diberi kesempatan menyaksikannya. Matahari yang biasanya bersinar terang di siang hari kini tertutup oleh bulan sehingga sinarnya tidak sampai ke lingkungan kita dan menimbulkan keadaan redup. Meskipun keadaan ini hanya berlangsung sebentar saja, namun cukup dapat menimbulkan keterkejutan bagi setiap makhluk yang mengalaminya.
Alloh sengaja menakut-nakuti manusia dengan berbagai kejadian alamNya, agar semua manusia bisa kembali kepadaNya, seperti anak kecil yang ditakut-takuti oleh ibunya, agar ibu dan anak bisa berpelukan lebih erat, bisa kembali berlindung kepada ibunya, tidak nakal, tidak mau berpisah. Begitu juga Alloh swt, memberi peringatan agar manusia kembali lebih dekat kepadaNya, takut untuk berbuat salah, takut berbuat dosa dan maksiat.
Kaum muslimin rohimakumulloh. Peristiwa seperti inilah yang dikenal dengan istilah gerhana. Apa sesungguhnya yang terjadi di balik peristiwa yang menakjubkan ini? Hikmah-hikmah apa saja yang dapat kita petik dari peristiwa ini?
Pada masa Rasululloh masih hidup, pernah mempunyai anggapan yang keliru tentang, gerhana matahari yang terjadi pada hari Senin 29 Syawal 10 H bertepatan dengan tanggal 27 Januari 632 M itu bersamaan dengan wafatnya Ibrahim putra Rosululloh. Oleh sebab itu, ada sebagian sahabat yang menyangka bahwa gerhana terjadi akibat wafatnya Ibrahim. Hadis yang diriwayatkan dari al-Mugirah bin Syu’bah:
كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ كَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيْمَ فَقَالَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوْا وَادْعُوا اللهَ (رواه البخاري)
Artinya: “Terjadi gerhana matahari di masa Rosululloh sollallohu alaihi wasallam pada hari meninggalnya Ibrahim. Beberapa orang berkata: gerhana itu terjadi karena kematian Ibrahim. Maka Rosululloh bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena mati dan hidupnya seseorang. Jika kamu mengetahui gerhana itu, maka tunaikanlah salat dan berdo’alah kepada Alloh. (riwayat al-Bukhari).
} وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ } [الأعراف: 54[
“Matahari dan bulan serta bintang-bintang semua tunduk atas perintah Alloh”
Dalam Surat Yasin disebutkan: “Dan suatu tanda kekuasaan Alloh yang besar bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan (37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40).
Dengan demikian, siang dan malam, matahari dan bulan, adalah ciptaan-ciptaan Alloh. Semuanya diciptakan menurut aturan-aturan tertentu yang oleh para ahli ilmu alam disebut dengan hukum alam, atau yang kita namakan dengan istilah sunnatulloh.  Gerhana adalah bukti adanya sunnatulloh, Hukum Alloh yang telah ditetapkanNya. manusia tidak berdaya sama sekali untuk mengubah apalagi menentangNya. Menyadari ketidakberdayaan dan kelemahan kita di hadapan kekuasaan Alloh inilah yang merupakan pangkal keselamatan dan kebahagiaan hidup kita, karena akan mendorong kita untuk berpasrah diri pada bimbingan dan petunjuk Alloh SWT.
Alloh Maha Agung, Maha Kuasa, dan Maha Perkasa. Namun demikian, Dia jualah yang Maha Bijaksana, Maha Kasih, Maha Cinta, dan Maha Sayang kepada setiap makhlukNya yang berpasrah diri kepadaNya. Satu-satunya cara pasrah diri kepada Alloh adalah dengan mengikuti dan mengamalkan petunjuk agama yang diridaiNya, yaitu Islam. Iman dan bertakwa. dan takwa inilah yang merupakan sebaik-baik perbekalan kita dalam mengarungi kehidupan yang silih berganti antara pasang dan surut, naik dan turun. Firman Alloh swt:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ. [سورة البقرة،197
“ Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal.
Melalui peristiwa-peristiwa semacam ini, Alloh memperlihatkan sebagian dari tanda-tanda kekuasaanNya kepada kita, agar kita masing-masing menjadi ingat dan sadar terhadap “kemanusiaan” kita, menjadi insaf terhadap “kemakhlukan” kita, dan menjadi lebih ingat terhadap “kehambaan” kita. Karena kita ini semuanya adalah manusia, kita semua adalah makhluk, dan kita semua adalah hamba Alloh yang lemah dan tidak berdaya di hadapan hukum Alloh. Sudah seharusnya kita menjauhkan sifat-sifat buruk terhadap sesama, seperti angkuh, sombong, sewenang-wenang, dan sejenisnya mapun sifat-sifat tak terpuji terhadap Alloh seperti suka berbuat dosa, melakukan perbuatan maksiat dan tercela, atau lalai mentaatiNya. Sebaliknya, sudah semestinya kita menghiasi diri kita masing-masing dengan sifat-sifat yang terpuji, baik terhadap sesama makhluk dan terutama terhadap Alloh sebagai Khalik (Pencipta).
Terhadap sesama makhluk; kita ciptakan, kita pelihara, dan kita tingkatkan suasana ukhuwah (persaudaraan), suasana ta’awun (gotong-royong), saling membantu dan tolong-menolong dalam kebaikan, dan saling memelihara diri dari berbuat kerusakan, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungan alam sekitar kita. Semua yang telah kita sebutkan itu adalah merupakan perintah-perintah agama yang harus kita kerjakan demi kebaikan hidup kita bersama.
 أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُون * أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ  الأعراف : 97، 98
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu duha ketika mereka sedang bermain?”
Jangan beranggapan bahwa kita aman dari segala bentuk cobaan atau siksaan dari Alloh SWT. Karena kapanpun cobaan itu bisa datang, bisa gempa, bisa banjir, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya.
Tapi, Insya Alloh, dengan beribadah, berdzikir dan berbuat baik kepada sesama dan ta'at kepada Alloh, kita semua akan menemukan kehidupan yang baik, kehidupan yang menjadi cita-cita kita semua, yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat (Fiddunya Hasanah wafil akhiroti hasanah). Dan kita senantiasa berdo'a kepada Alloh, karena do'a adalah media komunikasi utama hubungan antara makhluk dengan Khaliknya. Melupakan do'a berarti melupakan kemanusiaan, kemakhlukan, dan kehambaan kita yang sebenarnya.
بارك الله لنا ولكم
KHUTBAH KE 2
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اْلأَكْبَرِ، خَلَقَ الْكَوْنَ وَدَبَّرَ، خَلَقَ اْلإِنْسَانَ ثُمَّ أَمَاتَهُ ثُمَّ أَقْبَرَ، وَأَرْسَلَ الرُّسُلَ وَأَخْبَرَ، وَأَنْزَلَ الْقُرْآنَ الْكَرِيْمَ فِيْهِ الْعِبَرُ، فَهَدَى وَأَحَلَّ وَأَمَرَ، وَنَهَى وَحَرَّمَ وَزَجَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الاكبر، وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَهُوَ خَيْرُ الْبَشَرِ، وَصَاحِبُ الْحَوْضِ الْكَوْثَرِ، صَلَّى اللهُ على سيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ فِيْ كُلِّ أَثَرٍ، إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ. أَمَّا بَعْدُ؛ فياعِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
اللّهم صلّ وسلّم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين. امين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات. رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِياً يُّنَادِى لِلْإِيْمَانِ أَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا. رَبَّنَا فَاغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ. رَبَّنَا لَاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَناَ مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّناَ إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيُوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيْهِ إِنَّكَ لَاتُخْلِفُ الْمِيْعَاد. رَبَّنَا لَاتُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأنَا. رَبَّنَاوَلَاتَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا. رَبَّنَاوَلَاتُحَمِّلْنَا مَالَاطَاقَةَ لَناَ بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَناَ وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَجَمِيْعَ عِبَادَاتِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.
وَالسَّلِامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber dari :
KH. Asep Moch. Tohir, Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya
(https://www.facebook.com/aby.bayoh/posts/10204322694427726)
Previous Post Next Post