Pimpinan Pesantren Miftahul Huda Bungbulang Garut
KHUTBAH PERTAMA
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الله
أكبر 9
الله
أكبرُ كبيراً، والحمدُ للَّه كثيراًَ، وسُبْحانَ اللهِ بُكرةً وأصيلاً، لا إلهَ
إلا اللهُ، ولا نعبدُ إلا إيَّاه، مخلصين له الدِّينَ ولو كره الكافرون،
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَنَا
بِذِكْرِهِ، وَأَمَدَّنَا بِطُوْلِ عُمُوْرَنَا لِعِبَادَتِهِ، فَنَرْجُوْ
ثَوَابَهُ مَعَ جَنَّتِهِ وَنَخَافُ عِقَابَهُ مَعَ نَارِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا
إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا
مِنْ وَعِيْدِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ سَيِّدُ
أَنْبِيَائِهِ وَخَيْرُ رُسُلِهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ نِ الَّذِيْ بُعِثَ فِيْ مَقَامِ مَحْمُوْدِهِ، وَعَلٰى أٰلِهِ
وَصَحْبِهِ وَعُتْرَتِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ دِيْنِهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، إِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَخُوْضُوْا فِيْ
مَعْصِيَتِهِ.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰى.
Allohu Akbar...3x.
Puji dan syukur hanya milik Alloh
SWT, yang tiada tuhan selain Alloh. Ia yang berhak untuk di’ibadahi, berhak
dita’ati seluruh perintahnya dan dijauhi seluruh larangannya serta ditakuti
ancaman-ancaman-Nya. Juga semestinya kita mengharap janji-janji-Nya tentang
pahala sorga bagi hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya. Mudah-mudahan kita
senantiasa diberi kemampuan untuk memanfaatkan usia sesisanya untuk menjadi manusia
yang selamat di dunia dan akhirat. Amiin ....
Shalawat dan salam semoga Alloh
SWT limpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya beserta
para pengikutnya hingga akhir jaman, termasuk kita semua yang duduk bersimpuh
di sini. Karena tidak ada motivasi lain, beradanya kita di sini pada hari raya
‘idul fitri ini kecuali semata-mata menjalankan syariat Islam, syariat yang
Beliau perjuangkan selama hidupnya. Semoga kita semua senantiasa mampu meniru
dan mengamalkan jejak langkah Beliau untuk menjadi ummatnya dan sebagai
penghuni sorga kelak. Amiin Ya Alloh Yaa Rabbal’aalamiin...
Alhamdulillah... bulan ramadhan
telah selesai, selama satu bulan penuh kita menahan lapar dan haus semata-mata
iman, ta’at serta tunduk patuh terhadap perintah Alloh SWT yang Maha suci dan
Agung, dengan penuh harapan agar kita mendapatkan ridlo dan sorga sebagai
balasan dari-Nya. Amiin...
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد.
Jihad; berjuang atau bermujahadah adalah sebuah proses berat dan panjang yang harus kita lalui untuk menjumpai kesuksesan dan kebahagiaan, baik untuk urusan dunyawiyyah terlebih untuk urusan ukhrowiyyah. Karena tanpa sebuah perjuangan tidaklah mungkin sebuah tujuan bisa tercapai.
Sebagai contohnya. Jika kita
melihat seseorang berada dalam kesuksesan dengan diamanahkannya jabatan,
kekayaan yang melimpah ruah, dan bentuk lain. Itu tidak akan bisa didapatkan
dengan cara berlenggang kangkung, bersantai-santai, melainkan pasti ia telah
melewati perjuangan, tantangan dan rintangan untuk mendapatkannya, terkadang ia
harus berjalan bercucuran keringat dan berlumuran darah dalam mendapatkannya.
Begitu juga Sorga yang telah
Alloh SWT janjikan. Sebagai tempat kehidupan akhirat yang kekal dan penuh
kenikmatan tiada tara. Tidak mungkin didapatkan dengan cara biasa saja
melainkan harus dengan perjuangan, pengorbanan yang besar dan sekuat-kuatnya
taqwa kepada Alloh SWT. Hal inilah disebut bermujahadah atau berjihad di jalan
Alloh, yang pasti akan terasa berat dan panjang sampai akhirnya tutup usia
kita. Subhaanalloh...
Alloh SWT telah mengisyaratkan
kepada kita dalam firman-Nya yang berbunyi:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ
الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: “Apakah kamu mengira akan masuk
surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara
kamu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran ayat 142)
Dari firman-Nya ini, haruslah
kita tahu. Bahwa Alloh SWT bukannya bertanya kepada kita, karena Ia maha tahu.
Melainkan Alloh menegaskan kepada kita bahwa; Tidak akan masuk ke dalam sorga
sebelum dipastikan orang-orang yang benar-benar bermujahadah dan bersabar di
jalan-Nya. Subhaanalloh...
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد.
Sekarang kita sudah masuk ke dalam bulan syawwal, tanggal satu yang disebut Lebaran/Hari raya ‘idul fitri. Terasa kebahagiaan bersama karena telah lulus ujian dan bermujahadah menahan godaan dari berbagai hal yang membatalkan puasa selama satu bulan penuh, bisa menjauhi maksiat dan dosa-dosa, ditambah bisa melaksanakan berbagai ibadah sunnah dan fardiyah lainnya, seperti shalat tarawikh, tadarus al-Qur’an, berinfaq, bersedekah, dan amal kebajikan lainnya hingga menunaikan zakat fitrah maupun zakat maal. Alhamdulillah...
Selain itu. Sebagai pelengkap kebahagiaan
hari ini, kita bisa berkumpul dengan keluarga, saudara, teman-teman. Ditambah
dengan bisa memberikan hadiah, bingkisan, pakaian bagus, makanan enak untuk
anak dan istri terutama untuk orang tua, bahkan kepada kerabat dan orang lain.
Maka patutlah pada hari ini, kita bersyukur kepada Alloh SWT. Alhamdulillah
...., karena nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.
Kebahagian hakiki atau yang
sebenarnya adalah karena kita telah dijanjikan Alloh SWT akan kembali ke fitrah
/ suci dari dosa laksana bayi yang baru lahir. Hal ini jika puasa kita
diterima. Sebagaimana sabda Rosululloh SAW, riwayat Imam Ahmad: 1572, Nasai: 2180, dan Ibnu Majh: 1318, yang berbunyi:
قال: إِنَّ الله عز وجل فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فمَن صَامَهُ
وَقَامَهُ إِحْتِسَابًا
خَرَجَ مِنَ الذُّنُوبِ كَيَوَمِ وَلَدَتهُ أًمُهُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku telah mensunnahkan menegakkan shalatnya (terawih), maka barangsiapa berpuasa dan menegakkannya dengan mengharap ridha Allah, maka keluar dosa-dosanya seperti pada hari ibunya melahirkan.”
Dengan hadits ini juga, jelaslah bagi kita bahwa hanya
dengan bermujahadahlah seseorang bisa mengamalkan serangkaian amaliyah ramadhan
yang berat itu, tanpa bermujahadah tidaklah mungkin seseorang bisa
mengamalkannya dan menjadi orang yang bersih dari dosa.
Hadirin jama’ah ‘Idd yang dirahmati
Alloh SWT.
Jika pada hari ini, Alloh saja telah membebaskan hamba-hambanya dari dosa haqqulloh. Maka diantara kita sangatlah tidak pantas apabila tidak bisa saling mema’afkan dosa haqqul adami/ antar sesama.
Meskipun memaafkan adalah
perbuatan yang sangat berat, dan meminta maaf pun sama beratnya. Maka disinilah
kita harus bermujahadatunnafsi, memerangi hawa nafsu, nafsu yang menghalangi
untuk mema’afkan, nafsu yang menuntun untuk bermusuhan, nafsu itulah yang
menggiring ke jurang neraka. Mari berjuang untuk mengikhlaskan apa saja yang
pernah terjadi dari berbagai jenis kekecewaan, kekesalan dan kesalahan yang
pernah ada, berjuang untuk mendapatkan maghfiroh Alloh dan surganya.
Hadirin.... Sudilah kiranya tubuh
badan ini Alloh SWT jerumuskan kedalam api neraka! Yang panas dan ganasnya
tiada tara, serta berlama-lama di sana, karena sebab hal yang sepele dan bisa
diselesaikan di dunia hari ini juga dengan cara saling mema’afkan.
Hadirin... Sudilah kiranya
kebaikan kita hancur binasa akibat melakukan dosa besar!, salah satunya
menyakiti orang tua yang dengan kasih sayang dan kebaikannya dulu sampai
sekarang untuk kita, sehingga kita bisa jadi seperti ini.
Hadirin... Sudilah kiranya kita
menjadi penghuni neraka sebab tidak mampu menjaga anak dan ahli keluarga
terhindar dari neraka, dengan membiarkannya jauh dari tuntunan agama.
Hadirin... Maukah menjadi ahli
sorga? Syaratnya; bermujahadah, memerangi hawa nafsu, berhijrah, berjuang,
berkorban sekuat tenaga untuk belajar ikhlas, mema’afkan, meminta ma’af dan
beramal shalih.
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد.
Apabila dipikir secara jernih, meninggalkan bulan suci ramadhan seharusnya merasa sedih dan keberatan, sebab meninggalkan bulan penuh barokah, pahala berlipat ganda, syetan dibelenggu, amal shaleh mudah dilakukan. Berbeda dengan bulan-bulan selain ramadhan, biasanya ibadah menjadi susah, tadarus al-Qur’an jarang, shalat malam jarang, sedekah, infaq bahkan puasa sunnah pun berat.
Padahal seharusnya. Setelah
ditatar dan pelatihan selama satu bulan penuh ada efek positif untuk bisa
mengamalkan berbagai ‘ibadah di sebelas bulan lainnya. Maka sepantasnya jika
dimulai hari ini kita berjuang untuk meninggalkan prilaku kemaksiatan,
melaksanakan shalat yang fardlu, dilengkapi dengan shalat nafilahnya seperti
dluha dan shalat malamnya. Juga meninggalkan perbuatan kemaksiatan sosial
seperti; ghibah/gosip, hasud/iri dan dengki, takabur, riya, ujub dan sum’ah.
Bisa berprilaku jujur, disiplin, hemat dan kerja keras, cerdas hingga tuntas.
Insya Alloh dengan cara inilah surga dunia maupun akhirat akan menjadi jatah
dan bagian untuk kita. Amiin ....
Dimuali dari bulan ini ada
peluang enam hari puasa sunnah syawal, sebagimana
sabda Nabi Muhammad SAW:
((
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ فَكَأَنَّمَا صَامَ
الدَّهْرَ))
“Siapa saja yang puasa ramadhan kemudian mengikutinya
dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka seolah ia berbuasa satu tahun
penuh”.
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد.
Sebagai pengingat bahwa Mujahadah
Perilaku Calon Penghuni Surga, Alloh SWT berfirman di dalam Al-Qur’an surat
An-Nazi’at ayat 40-41 :
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهٰى
النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰى -فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ
الْمَأْوٰى
“Adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya - sesungguhnya surgalah tempat tinggal(-nya)”.
Intinya. Syarat agar kita salamat dari api neraka dan mendapatkan surganya Alloh SWT adalah; harus takut selamanya terhadap ancaman Alloh dan harus mampu menahan hawa nafsu atau bermujahadah.
Pertama kita harus yaqin bahwa
neraka adalah tempat kembalinya orang-orang musyrik, kufur, munafiq, dzolim dan
fasiq. Neraka merupakan adzab yang sangat menyakitkan dan mengerikan. Sangat
mungkin neraka adalah untuk orang muslim yang bermaksiat dan tidak sempat
bertaubat, sebab meninggalkan kewajiban, menyakiti orang tua, saudara,
tetangga, memutuskan silaturrahmi dan menghardik kaum dluafa, fakir, miskin dan
anak-anak yatim piatu. Naudzubillah ....
Yang kadua kita harus mampu
berjihad atau berjuang secara sabar di jalan Allah SWT dengan cara melawan hawa
nafsu selama hidup sampai akhir hayat. Karena apabila nafsu kita ini dibebaskan
sebebas-bebasnya maka nafsu itulah akhirnya yang akan membuat kecelakaan di
dunia bahkan di akhirat sehingga menjadikan penyebab mati tanpa membawa iman
dan islam. Naudzubillah ....
Hadirin Rohimakumulloh!
Ingatlah..! Usia kita di dunia
ini tidak akan lama lagi, tidak diketahui kapan kita akan dijemput malakal maut
menuju alam kubur/barzakh. Lihat! Teman, saudara bahkan tetangga sudah mulai
dipanggil Alloh dan meninggalkan kita di dunia ini dan kita tinggal menunggu
antrian kematian. Subhaanalloh ....
Lihatlah..! disekeliling kita
mereka yang akan ditinggalkan ketika kita dipanggil kematian nanti. Kebaikan
apa yang sudah diperbuat untuk mereka? Amal apakah yang sudah dipersiapkan?
Agar kita mulia di sisi Alloh atau hina. Ketaqwaanlah sebagai kemulian di sisi Alloh:
" إِنَّ أكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُـمْ "
“Sesungguhnya hanya orang yang paling bertaqwalah yang mulia di sisi Alloh.”
Mari kita lupakan kekecewaan dan
kebencian, permusuhan dan kedengkian karena itu hal biasa bagi manusia sebagai makhluq sosial dan ciri hasnya manusia biasa.
Berbeda pandangan, pemahaman, pegangan sampai kasab adalah rahmat dan syarat
bermujahadah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan diantara kita.
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ وَاجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْآٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلْ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ جَوَادٌ كَرِيْمٌ، رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
KHUTBAH KE DUA
الله
أكبر 7
الله
أكبرُ كبيراً، والحمدُ للَّه كثيراًَ، وسُبْحانَ اللهِ بُكرةً وأصيلاً، لا إلهَ
إلا اللهُ، ولا نعبدُ إلا إيَّاه، مخلصين له الدِّينَ ولو كره الكافرون،
اَلْحَمْدُ
للهِ الْمَحْمُوْدُ بِنِعْمَتِهِ، اَلْمَعْبُوْدُ بِقُدْرَتِهِ، اَلْمُطَاعُ
بِسُلْطَانِهِ، اَلْمَرْهُوْبُ مِنْ سَطْوَتِهِ وَعَذَابِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا
إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اْلغُرِّ الْكِرَامِ، وَعَلٰى آٰلِهِ وَصَحْبِهِ
نُجُوْمِ الْهِدَايَةِ وَمَصَابِيْح ِالظَّلَامِ، صَلَاةً وَسَلَامًا
دَائِمَيْنِ إِلٰى يَوْمِ الْقِيَامِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهاَ الْحَاضِرُوْن، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوٰى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونْ
Hadirin Rohimakumulloh!
Semoga pagi ini adalah saat
terbaik bagi kita. Dan bersimpuhnya di tempat ini sebagai pembuktian kepada
Alloh SWT bahwa kita masih tetap dan terus membutuhkan rahmat dan kasih
sayang-Nya. Meskipun panasnya matahari mulai menyengat tubuh badan, tetapi
karena banyaknya pengharapan kepada Alloh, ijinkan kiranya masing-masing saya
di sini mencurahkan permohonan dan do’a kepada-Mu Ya Alloh... Sudi kiranya
Engkau mengkabulkan permohonan kami.
Ya Alloh... Ya tuhan kami, ampunilah
semua dosa-dosa kami, dosa orang tua kami, kasihanilah mereka Ya Alloh...
seperti halnya mereka telah mengasihaniku semasa kecil, dan tempatkan almarhum
di tempat yang engkau ridloi. Amiin ....
Ya Alloh... Ampuni seluruh
muslimin muslimat dipenjuru dunia ini, jaga mereka dari kedzoliman-kedzoliman
yang menimpanya. Dan jadikan tempat kami daerah yang Engkau ridloi. Amiin ....
Ya Alloh... limpahkanlah kasih
sayang kepada kami, keberkahan usia dan harta. Berilah kesempatan kepada kami
untuk beramal shaleh dengan usia, ilmu, amal dan harta serta apapun yang ada
pada diri saya ini semata-mata ikhlas karena Alloh. Amiin ....
Ya Alloh ... Ya Robbi.... terasa
berat kaki dan pikiran ini untuk melangkah, telah terasa capai hidupku ini,
mungkin usia dan kekuatan ini sudah mulai melemah, sementara beban, tuntutan
dan tanggung jawab hidup terus bertambah. Berikanlah petunjuk dan
pertolongan-Mu .... Ya Alloh ....
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّ
اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلٰى آٰلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينْ، آمِينْ يَارَبَّ الْعَالمِينْ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا
أَعْمَالَنَا، وَقِيَامَنَا وَصِيَامَنَا وَزَكَاتَنَا، وَرُكُوْعَنَا
وَسُجُوْدَنَا، وَخُشُوْعَنَا وَتَخَشُّعَنَا، وَلَاتَضْرِبْ بِهَا وُجُوْهَنَا
يَا إِلٰهَ الْعَالَمِيْنَ، وَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا
دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ
إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَّنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ،
وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَّنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ
الْكَرِيمِ. تَـحَصَّنَّا بِذِي العِزَّةِ والجَبَرُوتِ، واعْتَصَمْنا بربِّ
الـمَلَكُوتِ، وتَوَكَّلْنا على الحيِّ الذي لا يَمُوت، ربَّنا اصْرِفْ عنَّا
الأذَى وَالْوَبَاءَ، وَقِنَا شَرَّ الدَّاءِ وَالْغَلَاءِ، بِلُطْفِكَ
وَرَحْمَتِكَ إنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبَّ
الْعَالمِينْ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي
الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَلَذِكْرُ اللهِ أكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُوْنَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PERHATIAN! ;
Sebelum membacanya tek khotbah
ini sebaiknya untuk membaca dan menelahnya terlebih dahulu, karena
dikhawatirkan terdapat kesalahan dan tidak sesuai dengan keadaan di lingkungan.
Semoga bermanfA’at
Silahkan! download